3 Hal Yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Mengamalkan Ilmu Gendam Putih Sendiri Tanpa Guru
Gendam putih tidak bekerja maksimal bilamana pengamalnya tidak tahu bagaimana mendapatkannya. Meskipun sudah hafal, belum tentu pemiliknya mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan ada aturan yang wajib dipatuhi oleh pengamalnya.
Ilmu ini telah lama dimiliki oleh para leluhur. Keberadaan ilmu ini masih dibutuhkan oleh sejumlah pihak. Sayangnya, ada yang menggunakannya untuk mendapatkan keuntungannya sendiri.
Tindakan seperti ini jelas tidak baik. Dan tidak diperkenankan untuk terus dilanjutkan. Karena hanya akan membuat banyak orang kecewa.
Tapi bagi Anda yang punya niat baik semisal ingin memecahkan masalah kehidupan asmara Anda, ilmu gendam ini bisa dipraktekkan. Untuk bisa menguasainya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh calon pengamalnya.
1.Tirakat Dengan Puasa
Bagi calon pengamal, wirid/rapal memang akan diberikan oleh gurunya. Tentunya bila pengamal datang langsung untuk mencari ijazah terkait ilmu tersebut. Dari pemberian ijazah ini, calon pengamal dianjurkan untuk mengucapkan kata yang berarti menerima ilmu dari sang guru.
Rapal ini biasanya tidak langsung manjur bila digunakan. Walaupun pengamal membacanya berulang kali, tidak ada pengaruhnya sama sekali. Alasannya adalah calon pengamal belum melakukan ritual/tirakat untuk menempatkan ilmu dalam satu wadah keilmuan.
Ibratnya Anda tahu uang lembaran seharga 50 ribu rupiah. Uang ini belum bisa digunakan untuk membeli jika Anda tidak memilikinya. Anda hanya tahu kalau ada uang 50 ribu rupiah.
Untuk bisa dibelikan sesuatu, Anda harus memilikinya terlebih dahulu. Caranya adalah dengan tirakat bekerja. Hasil kerja ini akan membuahkan upah uang, dan uang bisa dibelikan sesuatu.
Sama halnya dengan ilmu. Ilmu ini perlu ditirakati. Caranya adalah dengan melakukan puasa. Durasi waktunya berbeda sesuai ketentuan yang dianjurkan oleh guru. Biasanya ada di kisaran 3, 7, 21, sampai 40 harinan.
Puasa ini juga harus diniati. Niatnya adalah puasa riadoh untuk mendapatkan ilmu tersebut.
2.Rutin Membaca Rapal/Wirid di Tengah Puasa
Ketika menjalani puasa, calon pengamal diminta untuk terus istiqomah membaca wirid/rapal. Jumlahnya berbeda-beda sesuai ketentuan. Calon pengamal hanya akan tahu bila dijelaskan oleh pemberi ijazah.
Waktunya juga ditentukan. Contohnya adalah di tengah malam. Pembacaan ini biasanya dilakukan di waktu yang tepat, dan harus dirutinkan seperti biasanya sampai puasa berakhir.
Di dalam pembacaan wirid, calon pengamal juga kadang diharuskan untuk membakar dupa atau berada dalam keadaan suci. Tujuan utamanya adalah untuk memanggil khodam dari ilmu yang dipelajarinya.
Jika aturan ini dilanggar, puasa dan wirid harus diulang kembali. Pasalnya, ilmu yang dipelajari tidak masuk ke dalam diri calon pengamal.
3.Menutup Puasa Dengan Selamatan
Aturan terakhir adalah selamatan di hari terakhir puasa. Misalnya puasanya 3 hari, maka di hari ketiga calon pengamal diminta untuk memberikan sodaqoh berupa sajian makanan. Sajian nantinya akan didoakan dan dibagikan pada orang lain atau tetangga sekitar.
Perlu dipahami jika sajian ini juga tidak sembarangan. Pemberi ijazah kadang akan meminta calon pengamal untuk membuat sajian dari nasi, bubur dan sejumlah perlengkapan lainnya. Misalnya ayam jago dengan kriteria tertentu.
Calon pengamal diharuskan untuk mematuhinya. Karena ini berhubungan dengan ilmu yang akan didapatkan.
Upacara selesai, calon pengamal bisa mempraktekkannya. Caranya adalah dengan membaca wirid tanpa nafas beberapa kali. Tentunya rapal ini ditujukan pada orang. Hasilnya, orang yang dituju akan terpengaruh.
Demikianlah ulasan mengenai bagaimana caranya mendapatkan sebuah ilmu gendam. Ikutilah aturan guru, maka gendam putih bisa berfungsi sesuai yang diharapkan.